Sang Gadis Yang Menyapa Angin


Seorang gadis mengheret selendang
Dari bahu putih yang sendeng
Memakai kebaya maruah
Dari kain murah kusam,
Menyapa yang lalu lalang
Ramah yang tak perlu

Memohon sang gadis tadi
Pada bayu agar merempuh
Alunan jiwa yang kian tersiksa
Dengan rindu menjauh
Yang tak berdaya ditahan
Adalah tangis kasihan

Terhembus sekali lagi
Bayu kemaafan dari langit terbuka
Di balik dendam sedasawarsa yang songsang
Puput sesat di tengah padang kering
Hangat dan gering
Bersatu dengan embun yang tertinggal
Pada waktu dhuha

Bersemuka sahaja gadisku
Wajah mengharap takkan merubah sedikitpun takdir
Pada angin yang tertitip, pada batu yang tertancap
Lewat laut, ikut maksud
Hampa

Andainya aku yang bersalah
Luah gadis
Ku rayu Engkau
Hembuskanlah
Meski angin takkan terhenti
Di hujung padang ini aku sabar menanti
Angin datang lagi ke wajah ini
Menyusuri kelopak mawar hitam
Yang kian layu
Di sisi mata ku

**********
swakarya: Rash Rozhams

Awan, Aku selalu melihat kau...


Awan
Aku selalu melihat kau
Menjadi selimut kemban
Ayunda kian haru
Sendiri menentang
Sepoi tak bermakna
Badai tak bererti

Awan
Aku selalu melihat kau
Menjadi ambal
Dengan warna tulus
Untuk mereka pesongkan warna mentari
Kusam dan legap
Pelamin indah
Kasih menjulang langit
Parah

Awan
Aku selalu melihat kau
Menjadi pamor
Menikam ruang neraka
Melabrak ciptaan manusia
Bolak-balik
Teratai tinggi
Sepi tak berbunyi

Awan
Aku selalu melihat kau
Menjadi pengurah kohong rasa
Meruapi Semendarasa
Wangi wangsa
Hampa


**********
swakarya: Rash Rozhams

Seloroh dalam Syahdu



Tawa hambur bersyarat
Senyum tatkala hati tersayat
Pedih dan dalam luka
Mata tak mampu menipu

Rosak tak perlu diturap
Dengan jenaka
Yang kian membunuh girang
Sedang suka berwalang durja
Pentas ini kita hamparkan
Selendang koyak berwarna ungu
Dan tirai dunia membelenggu
Gigi putih terserlah
Sedang jiwa makin parah

Tepukan hadirin
Buat aku makin syahdu
Melihat jasad berselubung
Seloroh dalam bual
Tangis dalam mual
Itulah hidup namanya
Inilah seni hasilnya


**********
swakarya: Rash Rozhams

KITA KETEMU LAGI, BULAN



Berkurun mengadu padamu
Bulan yang retak
Tercalar ranting tua
Hujung puncak cahaya
Makin kelam ketara

Ingat bulan
Aku ditemani pelita
Berikrar tentang impian lama
Takkan kesampaian
Sudahnya

Pernah kau lihat aku
Berputus asa
Mencurah seksa
Di dada bintang perit
Tetap tercegat mengungkit

Tersenyum kau bulan
Menyuluh jasad ini
Dalam gelita yang kita undang bersama

Tertinggal aku kini bulan
Bersama harga yang tiada

Dan engkau bulan
Semakin retak ditujah minta
Berbalam hasrat ini
Mungkinkah kita ketemu lagi
Kan bulan?


**********
swakarya: Rash Rozhams